Bagaimana Sikap Seorang Muslim Dalam Menyikapi Musibah?
Assalamu’alaikum Sobat Halal-Mu
Musibah adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan peristiwa atau kejadian yang membawa dampak negatif atau merugikan, baik itu dalam bentuk bencana alam, kecelakaan, atau situasi buruk lainnya. Musibah sering kali menyebabkan penderitaan, kerugian, atau kesulitan bagi individu, kelompok, atau masyarakat.
Dalam konteks agama, musibah bisa dianggap sebagai ujian atau cobaan yang diberikan oleh Tuhan kepada umat-Nya, yang dihadapkan pada kesulitan untuk menguji kesabaran dan keimanan mereka. Dalam Islam, musibah sering kali dihadapi dengan sikap sabar dan tawakkal (berserah diri kepada Tuhan).
Contoh musibah antara lain: gempa bumi, banjir, kecelakaan, kehilangan harta benda, atau bahkan kehilangan orang yang kita cintai.
Ketika musibah datang kita semua pasti merasa bersedih, namun namun kesedihan itu adalah hal yang wajar. Memang hal ini sangat manusiawi, namun jika memaknai lebih dalam, kita akan menyadari bahwa semua ini sunatullah sebenarnya, tak akan pernah putus dari musiabah dan ujian hidup bagi setiap manusia yang ditaqdirkan oleh Allah SWT.
Bagaimana tuntunan terbaik dalam menyikapi segala musibah yang terjadi?
Menurut Muh. Hanafi, SS, M.Sy, Analis Pembinaan Umat pada Seksi Penerangan Agama Islam Dan Sistem Informasi berikut tutunan terbaik dalam menyikapi musibah, yaitu:
- Iman dan ridha terhadap ketentuan (qadar) Allah.
Setiap Muslim wajib beriman bahwa musibah apapun itu telah ditetapkan Allah SWT dalam Lauhul Mahfuzh. Sesuai kewajiban menerima ketentuan Allah ini dengan lapang dada (ridha). Allah SWT berfirman, “Tiada salah satu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS al-Hadid [57]: 22)
- Sabar menghadapi musibah.
Sikap inilah yang wajib dimiliki saat seseorang menghadapi musibah. Selain itu, disunnahkan ketika terjadi musibah mengucapkan kalimat istirja’ (Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun). Allah SWT berfirman, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (QS al-Baqarah [2]: 155-156)
Dengan demikian, bersabarlah. Jangan sampai meninggalkan sikap sabar dengan berputus asa atau berprasangka buruk seakan Allah tidak akan memberikan kebaikan di masa depan. Ingat, putus asa adalah su`uzh-zhann billah (berburuk sangka kepada Allah). Su`uzh-zhann kepada manusia saja tidak boleh, apalagi kepada Allah.
- Mengetahui hikmah dibalik musibah
Seorang muslim yang mengetahui hikmah (rahasia) dibalik musibah, akan memiliki ketangguhan mental yang sempurna. Hikmah musibah antara lain diampuninya dosa-dosa. Sabda Rasulullah SAW, “Tidaklah seorang muslim tertimpa musibah tertusuk duri atau lebih dari itu, kecuali dengannya Allah akan menghapus sebagian dosanya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Hikmah lainnya ialah, jika anak-anak muslim meninggal, kelak mereka akan masuk surga. Sabda Nabi SAW, “Anak-anak kaum muslimin [yang meninggal] akan masuk ke dalam surga. Mereka diasuh oleh Nabi Ibrahim AS dan Sarah (istrinya), hingga mereka akan dikembalikan kepada ayah ibunya pada Hari Kiamat.” (HR Ahmad, Ibnu Hibban, dan Al Hakim. Dinilai sebagai hadis hasan oleh Al Albani dalam As Silsilah Al Shahihah, no. 1467).
- Tetap berikhtiar
Yang dimaksud ikhtiar, ialah tetap melakukan berbagai usaha untuk memperbaiki keadaan dan menghindarkan diri dari bahaya-bahaya yang muncul akibat musibah. Jadi, seorang Muslim tidak boleh diam saja, atau pasrah berpangku tangan menunggu bantuan datang. Olehnya itu, beriman kepada ketentuan Allah tidaklah berarti kita hanya diam termenung meratapi nasib, tanpa berupaya mengubah apa yang ada pada diri kita. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS ar-Ra’du [13]: 11)
- Memperbanyak berdoa dan berdzikir.
Disunnahkan memperbanyak doa dan dzikir bagi orang yang tertimpa musibah. Orang yang mau berdoa dan berdzikir lebih mulia di sisi Allah daripada orang yang tidak mau atau malas berdoa dan berdizikir.
Dzikir akan dapat menenteramkan hati orang yang sedang gelisah atau stress. Dzikir ibarat air es yang sejuk yang dapat mendinginkan tenggorokan pada saat cuaca panas terik di padang pasir. Allah SWT berfirman, “Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS ar-Ra’du [13] : 28)
Hubungi Kami
Jika Anda ingin tahu lebih lanjut tentang sertifikasi halal, jangan ragu untuk menghubungi kami.
WhatsApp: 081211003241
Email: lphkht@muhammadiyah.id
Alamat: Jl. Menteng Raya No. 62, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, DKI Jakarta